Minggu, 22 Agustus 2010

Cara Memanfaatkan Kata Mutiara

Bagaimana cara memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari? Pilihlah kalimat yang paling memberikan inspirasi bagi Anda. Silahkan copy kemudian baca secara berulang-ulang. Jika perlu print dalam tampilan yang bagus, misalnya dilengkapi gambar, tata warna yang bagus, serta dilengkapi dengan bingkai. Kemudian pasang di kamar, di tempat tidur, dan di ruang kerja Anda.

Kuncinya ialah bagaimana bisa masuk ke dalam pikiran bawah sadar Anda. Setelah meresak ke dalam pikiran bawah sadar Anda, nantinya akan terpancar melalui tindakan, perkataan, dan pikiran sadar Anda. Punya kata mutiara yang bagus akan percuma jika tidak meresap ke dalam pikiran bawah sadar Anda.

Jumat, 20 Agustus 2010

harga sebuah impian

Tidak ada yang bilang bahwa mewujudkan impian itu mudah. Walaupun tidak harus selalu semua hal dibuat susah. Tapi umumnya, perjalanannya berliku, berbatu, terjal, berkerikil.

Kita sering membaca buku-buku motivasi, self help books. Semua memberikan tips-tips dan berbagai pengertian untuk membuat kita termotivasi maupun terinspirasi. Manusia membutuhkan pasokan motivasi dan inspirasi yang luar biasa untuk bisa terus berproses dalam mewujudkan impiannya.

Tak jarang impian yang menjadi pilihan hidup kita hanya dipandang sebelah mata oleh lingkungan kita, oleh teman, keluarga, atau bahkan orang tua kita sendiri. Bahkan, sangat mungkin impian kita tidak ada harganya dimata orang lain.

Tidak jarang juga yang diantara kita melepaskan impiannya, karena tidak disertai support dari lingkungan, fasilitas, serta strategi dalam mencapainya. Dan mungkin saja, kita tidak memiliki spiritualitas yang cukup untuk kuat mengalami terpaan hidup. Banyak hal yang membuat seseorang mundur dalam mencapai impiannya agar menjadi kenyataan, setiap orang mempunyai tantangan yang berbeda.

Semua orang berhasil di dunia, memiliki perjuangan yang luar biasa dalam mewujudkannya. Tidak jarang mereka frustrasi, tidak jarang mereka menangis, tidak jarang mereka merasa seperti sampah, kesepian, terpuruk dan buntu. Tidak jarang karena idenya, mereka dianggap tidak umum, minoritas, alien dan tidak dimengerti masyarakat atau bahkan keluarga. Tidak jarang mereka di ejek orang-orang terdekatnya dari lingkungan pergaulan hingga ke keluarga, di caci maki, dipandang sebelah mata oleh lingkungan sekitarnya. Seringkali, mereka memperjuangkan impiannya dengan mengorbankan berbagai hal dalam kehidupannya, tidak hanya masa kecil, tapi materi dan energi yang luar biasa tanpa mengenal waktu.

Di banyak saat mereka akrab dengan rasa sakit karena kekecewaan bahkan hingga sakit secara fisik karena mewujudkan impian juga membutuhkan banyak aspek fisik yang luar biasa besar. Bagaimanapun juga, rasa sakit, adalah bagian dari pertumbuhan.

Pahamilah bahwa hidup adalah mengenai proses. Dan secantik apapun impian kita, ingatlah untuk lebih banyak berkonsentrasi terhadap langkah apa saja yang bisa kita kerjakan sekarang untuk mewujudkan cita-cita kita. Apa yang kita lakukan sekarang, jauh lebih penting di banding terlalu berkonsentrasi untuk berimajinasi terhadap masa depan nantinya. Terlalu berpikir ke masa depan terkadang membuat kita lupa untuk melakukan apa-apa saja yang bisa kita lakukan sekarang.

Hanya sekarang inilah kita bisa bertindak, dan hanya sekarang inilah kita bisa membuat arti dalam kehidupan kita. Perubahan dalam hidup hanya bisa dimulai sekarang, dan sekarang ini saat satu-satunya untuk membuat cita-cita kita tercapai.

Berproses untuk mewujudkan sebuah impian, selalu ada harganya. Terimalah proses sebagai bagian kehidupan yang alami, walaupun ada bagian yang menyakitkan sekalipun.

Bersiaplah jika kita mempunyai impian yang ingin diwujudkan menjadi nyata. Ambilah semua konsekuensinya dan jalanilah semua prosesnya. Semua hal dalam hidup ada harganya. Di suatu saat nanti, semua proses itu akan terbayar. Jika Tuhan mengijinkan.

ini diambil dr postingan maylaffayza,pada Sel Jul 13, 2010

berproses=mewujudkan impian, jangan berenti karena lelah menghadapi proses. semoga bacaan ini bermanfaat untuk saya dan kalian yg membaca..

58 langkah asuhan persalinan normal (new) .

Untuk melakukan asuhan persalinan normal dirumuskan 58 langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2003):

1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.

2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.

3. Memakai celemek plastik.

4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.

5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.

6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.

7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.

8. Melakukan pemeriksaan dalam - pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.


9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).

11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.

14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.

16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu

17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.

20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin

21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.

24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)

25. Melakukan penilaian selintas :

a. Apakah bayi menangi kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?

b. Apakah bayi bergerak aktif ?

26. Mengeringkan tubuh bayi nulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.

27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.

28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).

30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.

32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.

34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva

35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.

36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.

37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).

38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.

39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)

40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.

41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.

42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.

43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.

44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.

45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.

46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.

50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.

51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.

52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.

53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.

54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.

55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.

56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%

57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

58. Melengkapi partograf.

kebiasaan dan masa lalu

Hari ini saya ingin ngaji, sholat duha”. Eh taunya pas tiba waktunya malah malas dan berfikir ahh besok aja.
Sering berpikir untuk melakukan sesuatu tapi selalu malas memulainya? Sering ingin mengubah kebiasaan yang udah gak oke di diri kita tapi tak kunjung berubah? Nampaknya itu hal umum yang sering kita alami. Manusia terkadang mempunyai ketakutan dan penolakan untuk melakukan sesuatu, apapun alasannya itu.

Seringkali kita ingin mengubah kebiasaan diri yang sudah tidak relevan lagi dengan kondisi kita sekarang. Ada berbagai hal sederhana, misalnya: “Hari ini saya ingin makan cukup, tidak mau berlebihan”. Eh taunya pas makan kalap. Atau misalnya: “Hari ini saya mau lebih rajin membersihkan rumah”. Eh taunya cucian piring dibiarkan seharian. Ada juga misalnya yang berniat, “Mulai sekarang saya mau rajin menabung”. Taunya setelah gajian atau mendapatkan fee, uang habis terpakai untuk beli ini itu.

Kebiasaan. Semua hal yang menjadi kebiasaan itu terjadi karena kita mempunyai penyebab tertentu yang sering kali kita tidak sadari. Seringkali berbagai hal terulang, karena kita tidak sadar apa sih sebenarnya yang menyebabkan ‘penyakit’ kebiasaan yang tidak kita sukai itu selalu kita lakukan.

Seringkali penyebab dari kebiasaan diri yang tidak kita sukai itu berkaitan dengan masa lalu kita, dengan latar kita, dengan sebuah kejadian dalam hidup yang tidak kita sadari. Seringkali kejadian di masa lalu itu tertanam dan menjadi patokan kita dalam bereaksi dimasa sekarang.

Misalnya contoh 1:
Niat berubah: “Saya ingin mulai rajin berolahraga.” Hal ini sering sekali menjadi niat banyak orang bukan? Kenyataan yang terjadi? Akhirnya tidak kunjung berolahraga. Coba deh pikir kembali apa yang menyebabkan malas berolahraga? Apa ada kaitannya dengan masa lalu kita? Bisa saja misalnya (misalnya looh..) dulu saat di sekolah pas pelajaran olahraga, gak suka dengan guru olahraga. Jadi setiap olah raga ada rasa takut dan benci, hingga tidak disadari kata ‘olahraga’ sudah membuat diri menjadi sangat anti dengan hal tersebut. Itu bisa saja terbawa hingga dewasa hingga olahraga selalu diinterpretasikan dengan rasa takut dan benci.
Mengubah kebiasaan adalah mengubah persepsi, mengubah pengertian.


Atau misalnya, jika pernah melakukan olah raga terlalu berat hingga mau pingsan. Kemudian hal itu berpengaruh dan membentuk pemikiran kita sekarang bahwa “kalau olahraga saya pasti akan pingsan, saya kapok”. Gagal deh akhirnya tak kunjung olahraga.

Contoh di atas hanya sebuah contoh sederhana. Contoh lain misalnya:
Niat berubah: “Saya ingin stop nyemil ”. Kenyataannya? Gak bisa berenti makan cemilan. Klise bukan? Coba dilihat masa lalu kita. Mungkin saja saat kita masih kecil orang tua sering membujuk kita dengan memberikan cemilan, saat kita mulai marah atau ngambek akan sesuatu. Saat dewasa, kita mengaitkan cemilan tersebut pembawa kebahagiaan saat kita marah pada sebuah kondisi. Nah. Ini hanya contoh ya.

Contoh yang saya beri di atas sangatlah sederhana. Namun kenyataannya manusia mempunyai berbagai lapisan ingatan atau memory bank. Sering kali kita tidak ingat dengan suatu kejadian di masa kecil, masa remaja, atau bahkan barusan, yang membentuk persepsi kita terhadap sesuatu hingga masa sekarang. Persepsi tersebut menempel dan membuat kita otomatis selalu merespon sesuatu dengan cara yang sama. Pada saat kita ingin merubah sebuah kebiasaan diri yang kita pikir sudah tidak cocok untuk ‘dipelihara’, ternyata pada alam bawah sadar, persepsi yang merupakan awal penyebab kebiasaan tersebut masih berada di alam bawah sadar. Selama kita tidak menggali masa lalu kita, persepsi tersebut akan tetap ‘terpelihara’.

Oleh karenanya susah sekali kita mengubah sebuah kebiasaan, karena harus mengubah persepsi yang tertanam, yang mungkin saja sudah sekian lama tertanam dalam diri kita bahkan tanpa disadari. Tidak heran, sering kali kita sudah ada keinginan berubah, tapi ternyata diri kita tak kunjung berubah. Ya karena ternyata persepsi penyebab kebiasaan yang ingin kita ubah tersebut belum ditemukan, belum kita ketahui, hingga belum dimengerti kenapa kita kerap mengulang kebiasaan yang kita anggap buruk atau tidak relevan. Mengubah kebiasaan adalah mengubah persepsi, mengubah pengertian.

Hal ini berkesan sederhana, tapi kenyataannya cukup menantang dilakukan. Untuk mengubah sebuah kebiasaan yang tidak kita sukai di diri kita, memang memerlukan lebih dari sekedar niat. Tapi memerlukan waktu untuk kontemplasi, “Apa bagian diri saya di masa lalu saya yang menyebabkan saya kerap melakukan kebiasaan ini”. Memerlukan waktu untuk berproses. Banyak hal tersimpan di bawah sadar. Bagi yang suka bermeditasi, meditasi adalah hal yang sangat membantu untuk mengangkat kesadaran kita, hingga kita bisa mengetahui penyebab kebiasaan yang tertanam di diri kita. Bagi yang tidak familiar dengan meditasi, berkontemplasi akan sangat membantu.

Berusaha mengubah sebuah kebiasaan diri yang tidak kita sukai tanpa mengubah pengertian kita terhadap apa yang menyebabkan kebiasaan tersebut, hanya akan membuat kita kerap gagal dalam membentuk kebiasaan baru. Jadi kupaslah hingga tuntas apa penyebabnya hingga ke akarnya.

Sebuah kalimat yang saya rasa cocok untuk mewakili topik kali ini:
“Know who you are. It is the key to all of your habits.

dr postingan Maylaffayza - pada Jum Agust 20, 2010 .


postingan yg bagus untuk melawan kebiasaan diri saya yang buruk, semoga bermanfaat untuk saya dan kalian ..